Aku punya berjuta impian. Aku punya mimpi setinggi langit. Aku sama seperti anak-anak lainnya. Aku suka berimajinasi. Aku ingin impianku menjadi kenyataan, walau terkdang...aku tahu. Bahwa usahaku belum maksimal untuk meraih segala mimpi-mimpiku.
Tetapi aku akan terus berjuang, dimana ada kemauan. Disitu pasti ada jalan. Aku tidak perduli seberapa besar tantangan yang akan kudapat. Aku tak perduli sebagaimana rumit jalan yang akan kutempuh. Aku juga tak perduli apa kata orang-orang mengenai mimpiku. Ada yang berkata mimpiku terlalu tinggi untuk kuraih. Sekali lagi aku katakan aku tak perduli. Terserah mereka mau berkata apa.
Aku tak peduli karena keinginan ku hanya satu. Aku ingin meraih semua mimpi-mipiku.
Aku sudah dapat memilih, akan jadi apa aku kelak besar nanti. Aku punya cita-cita. Cita-citaku ini adalah impian terbesarku. Aku akan menggengamnya erat-erat di tangan-ku. Aku akan membawa harapan ini kemana saja aku pergi. Tak akan kubiarkan untuk terlepas. Hingga nanti aku benar-benar bisa memilikinya tanpa takut kehilangannya.
Apa salahnya bermimpi. Apa salahnya mempunyai suatu impian. Aku berani menyebut hal itu sebagai impianku, karena aku yakin. Disitulah dirku seharusnya berada. Disitulah aku dapat menemukan diriku yang sesungguhnya. Disitulah aku bebas meng-ekspresikan segalanya yang ada di dalam hatiku. Dan disitu jugalah, aku dapat menuangkan semua imajinasi-imajinasiku yang mungkin, menurut orang-orang... hanya dapat berakhir dalam sebuah cerita fiktif.
Dulu, aku tidak dapat menjelaskan mengapa aku ingin menjadi seorang penulis. Aku pikir, aku ingin menjadi seorang penulis karena hobbiku menulis cerita. Tapi semakin aku bertumbuh, aku mulai menyadarinya. Aku adalah sesorang yang penuh dengan imajinasi tinggi. Aku bahkan tenggelam didalam imajinasi-imajinasiku sendiri. Karena itu, aku berfikir. Mungkin seorang penulis adalah cita-cita yang tepat untukku. Di dalam sebuah buku, aku dapat menulis segala imajinasiku. Aku akan menetapkan diriku sebagai tokoh utama dalam sebuah cerita. Dimana aku dapat menjadi apa saja sesuai apa yang aku mau. Aku dapat meluapkan emosi ku dengan sebebas-bebasnya, melalui kata demi kata, kalimat demi kalimat yang keluar dari dalam hatriku, yang kuekspresikan lewat jari jemariku.
Ini mimpiku, yang kugantungkan setinggi langit, yang akan kuraih. Suatu saat nanti.
10:46
15 maret 2010,
Netanya Gabrielle.
15.3.10
Subscribe to:
Posts (Atom)